Pada urutan susunan alam semesta ke-5 Anda akan menemukan nama Svargaloka. Kata surga/sorga, memang berasal dari bahasa Sanskerta ‘svarga’ dengan makna yang sama. Surga dalam Veda dijelaskan sebagai tempat yang penuh dengan kenikmatan. Tetapi, tidak seperti dalam kitab yang lain bahwa surga di sini bersifat sementara. Surga, yang diduduki oleh para dewa yang berjumlah 33.000.000 termasuk Asura, dikuasai oleh dewa bernama Indra. Dewa Indra adalah penguasa para dewa di surga sehingga Svargaloka disebut juga sebagai Indraloka. Suatu ketika, bersamaan dengan alam semesta ini, surga itu juga dapat lenyap pada Maha Pralaya. Di atas surga, masih ada empat susunan planet lagi yang lebih tinggi tingkatannya. Alam yang sementara ini, bukanlah tujuan terakhir umat manusia, namun ia hanyalah persimpangan sementara bagi jiwa-jiwa yang baik.
Banyak orang yang mengira bahwa surga adalah tujuan tertinggi hidup ini dengan harapan mendapat pahala dan dapat menikmati kenikmatan surgawi, seperti dalam sloka berikut ini:
Bhagavad Gita 2.42-43:
yām imāṁ puṣpitāṁ vācaṁ pravadanty avipaścitaḥ
veda-vāda-ratāḥ pārtha nānyad astīti vādinaḥ
kāmātmānaḥ svarga-parā janma-karma-phala-pradām
kriyā-viśeṣa-bahulāṁ bhogaiśvarya-gatiṁ prati
Orang yang kekurangan pengetahuan sangat terikat pada kata-kata
kiasan dari Veda, yang menganjurkan berbagai kegiatan yang dimaksudkan
untuk membuahkan pahala agar dapat naik tingkat sampai
planet-planet surga, kelahiran yang baik sebagai hasilnya, kekuatan,
dan sebagainya. Mereka menginginkan kepuasan indria-indria dan kehidupan
yang mewah, sehingga mereka mengatakan bahwa tiada sesuatupun
yang lebih tinggi dari ini, wahai putra Pṛthā.
Tidak benar adanya surga adalah yang tertinggi, dunia rohanilah tempat yang paling tepat sebagai tempat tertinggi, tempat di mana Tuhan berstana. Tempat yang penuh pengetahuan, kebahagiaan kekal dan abadi. Lalu, bagaimana agar kita dapat tinggal di surga? Caranya adalah dengan menyembah dewa-dewa seperti dijelaskan dalam sloka berikut:
Bhagavad Gita 9.25:
yānti deva-vratā devān pitṝn yānti pitṛ-vratāḥ
bhūtāni yānti bhūtejyā yānti mad-yājino ‘pi mām
Orang yang menyembah dewa-dewa akan dilahirkan di antara para
dewa, orang yang menyembah leluhur akan pergi ke leluhur, orang
yang menyembah hantu dan roh halus akan dilahirkan di tengah-tengah
makhluk-makhluk seperti itu, dan orang yang menyembah-Ku
akan hidup bersama-Ku.
Kini tergantung kita, entah mau menuju surga yang merupakan kenikmatan sementara atau dunia rohani yang merupakan kebahagian rohani yang abadi dan penuh cinta kasih.